Siapa yang ingin menjadi memanfaatkan masa kuliah selama 4 tahun dengan cerita yang luar biasa?
Siapa yang ingin menjadi mahasiswa yang memiliki jaringan yang luas?
Siapa yang menginginkan menjadi lulusan yang diincar banyak perusahaan bonafit?
Siapa yang menginginkan pengalaman mengelola organisasi sebagai bekal untuk mengelola perusahaan kelak?
Hanya mimpi dan kemauan kita masing-masing yang bisa menjawab itu semua. Pernah suatu saat saya mengikuti forum diskusi di kampus tentang bagaimana peran pemuda. Satu kalimat dari pembicara yang saya ingat betul adalah “Jangan pernah kalian wariskan cerita sederhana kepada anak cucu kalian”. Sebuah kalimat pendek yang mengingatkan kita semua untuk tidak menyiakan setiap kesempatan menghimpun cerita-cerita hebat yang nantinya akan kita wariskan pada adik, anak serta cucu kita nantinya.
Banyak yang bisa kita lakukan saat ini. Masih banyak ladang yang bisa kita tanami dengan semangat kita disini, disaat kita menjadi mahasiswa dikampus kita Universitas Jenderal Soedriman. Bersyukurlah, di kampus kita saat ini iklim organisasi tumbuh begitu subur. Coba lihatlah 12 tahun silam, dimana kakak-kakak kita berjuang untuk mendobrak rezim yang membungkam suara mahasiswa, rezim yang mengkerdilkan setiap pemikiran kreatif kita. Bukan tanpa sebab, bukan tanpa alasan mahasiswa saat itu melakukan unjuk rasa terhadap pemerintahan berkuasa orde baru. Selain karena alasan politis lainnya, terdapat alasan mendasar untuk menuntut hak dasar sebagai warga Negara berkedudukan sama. Yaitu, selama masa orde baru hak berpendapat sangat dikekang, termasuk hak berkumpul dan berserikat yang dijamin oleh UUD 1945 pasal 28 E ayat 3 pun tidak diindahkan oleh pemerintahan saat itu. Hal itu berimbas pada kebebasan mahasiswa untuk berorganisasi. Iklim saat itu sangatlah tidak mendukung untuk mahasiswa belajar berorganisasi, berbeda dengan iklim yang saat ini kita alami. Dimana ruang bagi kita untuk tidak bersyukur atas kondisi yang lebih baik ini? Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mensyukuri semua ini.
Lantas bagimana cara kita mensyukuri semua itu selain dengan memanfaatkan kondisi dan kesempatan yang telah kita miliki saat ini? Jangan biarkan pengorbanan kakak-kakak kita untuk memperjuangkan semua ini disia-siakan oleh kita. Disiakan oleh nafsu kita untuk menjadi sekedar mahasiswa pengejar nilai, disiakan oleh pikiran sempit kita yang memandang sempit aktivitas berorganisasi. Bergeraklah atau kalah!!
Organisasi kemahasiswaan dikampus banyak warnanya, banyak ragamnya. Pada dasarnya semua organisasi adalah baik, karena sama-sama bertujuan untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia yang dinaunginya. Jadi tentukanlah pilihan kita saat ini, sebelum masa ini berlalu, sebelum semua ini terlambat kita jemput.
Trus bagaimana memilih organisasi? yang pasti pilihlah sesuai dengan minat kita. Satu hal yang harus kita garisbawahi adalah pilihlah sebuah organisasi yang sesuai minat dan nyaman bagi kita untuk menggali potensi diri. Organisasi kamus merupakan tempat yang tepat untuk belajar dan memang ruang itu diciptakan sebagai sarana bagi mahasiswa untuk menggali sedalam-dalamnya potensi yang ada dalam diri mahasiswa yang tidak bisa di gali dari ruang perkuliahan.
Masih pengen jadi mahasiswa diatas mahasiswa standar?
Menjadi seorang aktivis kampus atau tidak adalah menjadi pilihan masing-masing individu. Banyak yang bisa didapatkan seseorang saat memutuskan untuk mengenal organisasi, terlebih pada masa mahasisswa. Dapat dikatakan masa-masa menjadi mahasiswa adalah masa emas bagi seorang pemuda untuk mengembangkan potensi dirinya, mulai dari bagaimana bersosialisasi dalam team dengan banyak karakter didalamnya, bagaimana berpikir strategis untuk membuat kreasi yang menggebrak, bagaimana memenej waktu -yang nanti akan bersinggungan antara kuliah, organisasi serta pribadi- dan banyak lainnya yang semua itu tidak mungkin didapatkan tanpa jembatan ini, jembatan yang kita sebut organisasi.
Terlebih kita adalah generasi management, generasi yang memang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin sebuah organisasi yang akan kita pimpin kelak entah itu perusahaan ataupun instansi pemerintahan. Akan menjadi sesuatu yang konyol saat kita hanya mendewakan IPK sebagai tujuan utama. Lantas bagaimana kita menunjukan kemanfaatan kita sebagai manusia untuk manusia lainnya? Bagaimana kita memadukan antara ilmu teori–teori dari buku teks dengan kenyataan sebenarnya?
Sudah menjadi hal yang wajib bagi generasi management untuk berorganisasi, untuk terorganisir dan untuk mengorganisir. Disinilah setiap potensi kepemimpinan kita akan digali. Disinilah kita ditempa untuk bersiap terjun dengan realita masyarakat yang nantinya akan kita hadapi selepas dari perguruan tinggi. Disinilah tempat kita bisa memadukan antara ilmu teori dengan kenyataan yang ada. Bukankah ilmu tanpa praktek hanya akan menjad omong kosong? Jangan biarkan ilmu teori yang kita dapat hanya menjadi teori kosong. Jadikanlah organisasi kampus sebagai tempat kita belajar menerapkan ilmu yang telah kita dapat dan mendapatkan ilmu lain yang tidak didapat di ruang kuliah. Jadi, tunggu apalagi? masih mau jadi mahasiswa diatas mahasiswa standar? Mari bersama kita siapkan cerita hebat untuk penerus kita nantinya. Bangkitlah kawan..jalan itu masih terbentang!!!
Sudah saatnya generasi management memimpin disemua lini lingkungan kita.
Be management, be organizer, be leader!!!
To be #1 Spirit:
Semangat Ka emkabe!!!!
No comments:
Post a Comment