Wednesday, December 17, 2008

Belajar dari Hidup

Anak Belajar Dari Kehidupannya
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki.
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi.
Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah.
Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri.
Jika anak dibesarkan dengan Olok-olok, ia belajar rendah diri.
Jika anak dibesarkan dengan iri hati, ia belajar kedengkian.
Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar bersalah
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri.
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai.
Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar mencintai.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri.
Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan.
Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermwanan.
Jika anak dibesarkan dengan kejujuran & keterbukaan, ia belajar kebenaran & keadilan.
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.
Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikiran.
 
Tulisan diatas adalah karya Dorothy Law Nolte yang berjudul ”Revolusi Cara Belajar”, sebuah bentuk pemahaman terhadap sisi kejiwaan anak-anak. ”Anak-anak adalah peniru terbaik didunia terhadap apa yang didengar, dilihat dan dirasakannya” tutur Kak Seto disebuah acara TV. Dari pendapat Kak Seto dan tulisan Nolte, mungkin benar jika karakter diri kita sekarang adalah hasil dari apa yang telah kita lihat, dengar dan rasa selama ini. Baik itu baik atau buruk. Diri kita saat ini adalah cerminan apa yang kita terima dimasa lalu. Masa lalu baik tentang didikan yang diberikan orang tua, guru-guru hingga dosen kita saat ini bahkan lingkungan pergaulan yang selama ini kita ikuti tanpa kita sadari telah membentuk karakter diri kita.
Dari tulisan Nolte, dapat kita pelajari bahwa ada tujuh perlakuan buruk dan sebelas perlakuan baik yang membentuk diri kita. Pertanyaannya, perlakuan manakah yang mendominasi karakter kita? Jika yang mendominasinya adalah kelakuan buruk, maka mulai sekarang kita harus belajar untuk merubahnya. Karena saat ini status kita adalah MAHASISWA bukan anak-anak yang bisa dicekoki berbagai macam doktrin tanpa bisa memisahkan mana yang benar mana yang salah. Kita harus sudah bisa untuk memilih mana yang baik dan mana yang salah. Dengan mempelajari tulisan Nolte, karakter buruk kita saat ini masih mungkin untuk kita rubah. Karena karakter buruk itulah yang selama ini menghambat proses pendewasaan kita.Ingat!!!”Menjadi Tua itu Pasti, tapi Menjadi Dewasa itu Pilihan” .Tentunya kita tidak ingin menjadi seseorang yang berumur tapi tidak dewasa. Seorang dewasa itu bisa mempelajari setiap hal yang dihadapinya untuk dia hindari keburukannya dan dia tiru kebaikannya.

          Untuk merubah karakter buruk itu, bulatkanlah tekad untuk melakukannya saat ini (mumpung belum terlambat). Coba ikuti tipsnya:

a) Settinglah pikiran kita sesuai keinginan.Tentunya untuk merubah karakter buruk menjadi karakter yang baik. Lakukan hal ini sebelum tidur dan saat bercermin sehabis bangun tidur. Lakukan secara rutin. Karena apa yang kita pikirkan sebelum tidur akan membuatnya melekat pada pikiran kita. Dan apa yang kita ucapkan saat bercermin sehabis bangun tidur akan memantapkan apa yang ingin kita wujudkan. Dan apa yang kita ucapkan (tentunya dengan kesungguhan niat) secara rutin itu tanpa kita sadari akan merubah karakter buruk kita dengan sendirinya.
Misalnya: 
1) Aku tidak mau lagi menjadi orang yang hanya bisa menghina, karena aku pun pernah dihina, dan hinaan itu menyakitkan. Terlebih-lebih, aku belum tentu lebih baik dari orang yang kuhina. 
2) Aku harus percaya diri dihadapan banyak orang, aku yakin akan berhasil melakukannya (misalnya presentasi). Kalaupun aku keliru, itu adalah kesempatan emasku untuk belajar lebih. Yang penting aku sudah berusaha melakukan yang terbaik dan aku akan dapat pengalaman jika aku percaya diri melakukannya.
3) Dan seterusnya sesuai keinginan apa yang ingin dirubah dari karakter buruk kita. Yang terpenting adalah kesungguhan niat kita untuk berubah!!!

         Mahasiswa adalah sebuah status terpandang di masyarakat yang diharapkan bisa menjadi panutan dan menjadi pemimpin Indonesia esok. 
”Seorang mahasiswa harus memiliki karakter pembelajar”menurut Mas Ebet, mantan presiden BEM 2006/2007. Mahasiswa memang harus memiliki karakter pembelajar, terutama bagi dirinya sendiri.
a) apakah kita suka memaki orang lain?
b) apakah kita suka bermusuhan
c) apakah kita suka takut berlebihan terhadap suatu hal yang tidak seharusnya ditakutkan?
d) apakah kita suka merasa salah dan menyesali diri berkepanjangan tanpa berbuat yang lebih baik?
e) apakah kita suka rendah diri atau percaya diri saat berdiri dihadapan banyak orang?
f) apakah kita suka dengki terhadap kesenangan orang lain?
g) apakah kita suka egois

No comments: